Buku ini mendeskripsikan secara mendalam kegiatan ekonomi masyarakat perbatasan Sebatik-Nunukan Kalimantan Utara, yang terintegrasi dengan pasar Tawau, wilayah Sabah Malaysia. Deskripsi berpusat pada pasar sebagai arena transaksi. Pasar menjadi entry point untuk memetakan kehidupan ekonomi masyarakat perbatasan.
Sebagai sebuah sistem kebudayaan, pasar menjaga dan menyangga dinamika sosio-budaya masyarakat di perbatasan. Masyarakat di perbatasan membangun jaringan ekonomi sebagai bentuk solidaritas sosial bagi kepentingan penguasaan sumber-sumber ekonomi untuk kesejahteraan hidupnya. Pemetaan terhadap jaringan-jaringan perdagangan tersebut menggambarkan jaringan yang berkaitberkelindan antara sosial, politik, budaya, kekerabatan dan etnik. Kesemuanya terintegrasi dalam suatu kegiatan ekonomi di perbatasan, yang disebut sebagai proses Malayndonesia.
Buku ini menyajikan sebuah kegiatan ekonomi yang sarat dengan berbagai interaksi sosial, sebagai arena aktivitas budaya dan ekspresi politik, jaringan arus informasi, serta pusat interaksi masyarakat dengan keragaman sosial, ekonomi, etnis dan agama, sekaligus gabungan kelompok2 budaya, yang berbenturan, bekerja sama, berkolusi, bersaing, dan mengalami konflik. Penulis menjelaskan penemuannya dengan sangat baik bahwa strategi-strategi melintas batas menjadi pilihan rasional, dan bahwa masyarakat perbatasan kerap menggunakan etnisitas dan dwikewarganegaraannya untuk melanggengkan perdagangan melintas batas.
Apa yang disajikan dalam buku ini sangat berguna bagi pemerhati, pengamat dan pengambil kebijakan tentang perbatasan, baik pembangunan ekonomi lokal, pembangunan desa tertinggal di perbatasan, serta pengembangan wilayah perbatasan. Sangat bermanfaat bagi siapa saja yang menekuni Studi Perbatasan dan Antropologi Ekonomi, Sosial-Ekonomi dan Ekonomi Politik.
Sebagai bagian dari hasil penelitian buku ini memiliki implikasi praktis terhadap isu perbatasan maupun kajian ekonomi lokal. Buku ini memberikan pilihan-pilihan kebijakan bagi perdagangan lintas batas di era MEA.
